
Charles “Do Bronx” Oliveira, mantan juara kelas ringan UFC, kembali ke Octagon untuk pertarungan besar melawan Ilia Topuria di UFC 317, yang akan digelar di T-Mobile Arena, Las Vegas, pada akhir pekan ini. Oliveira, yang pernah mendapat julukan “petarung yang mudah menyerah” di awal kariernya, kini telah bertransformasi menjadi salah satu petarung paling dominan dalam sejarah UFC dan memegang banyak rekor.
Perjalanan Karier yang Menantang
Karier Oliveira di UFC dimulai pada tahun 2010, tetapi jalannya tidak mulus. Dalam tujuh pertarungan pertama, ia hanya mencatatkan dua kemenangan dan empat kekalahan, dengan satu kali hasil imbang. Kekalahan dari petarung-petarung ternama seperti Jim Miller, Donald Cerrone, Cub Swanson, dan Frankie Edgar membuat banyak orang meragukan potensi Oliveira. Namun, titik balik terjadi pada 2018, ketika ia mengalahkan Clay Guida melalui submission, yang memulai rentetan kemenangan luar biasa.
Setelah itu, Oliveira mencatatkan 11 kemenangan berturut-turut, dengan puncaknya adalah saat ia mengalahkan Michael Chandler pada tahun 2021 untuk meraih sabuk juara kelas ringan UFC yang saat itu kosong.
Rekor Bonus UFC yang Tak Tertandingi
Kini, dengan usia 35 tahun dan rekam jejak MMA profesional 35-10 (1 no contest), Oliveira menjadi pemegang rekor bonus performa terbanyak dalam sejarah UFC dengan total 20 bonus. Bonus-bonus ini diberikan untuk kategori seperti Fight of the Night (FOTN), Knockout of the Night (KOTN), Submission of the Night (SOTN), dan Performance of the Night (POTN). Oliveira telah memenangkan tiga KOTN, empat FOTN, dan 13 POTN sepanjang kariernya.
Bonus ke-19 didapat saat ia mengalahkan Beneil Dariush di UFC 289, yang membuatnya melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh Donald Cerrone dengan 18 bonus. Bonus ke-20 tercatat saat ia mengalahkan Michael Chandler di UFC 309 pada November lalu. Total, Oliveira telah meraup lebih dari USD 1 juta (sekitar Rp16 miliar) hanya dari bonus.
Ambisi Kembali Meraih Gelar Juara
Meski sempat meraih sabuk juara kelas ringan, jalan Oliveira untuk mempertahankan gelar tidak berjalan mulus. Pada UFC 274 tahun 2022, ia kehilangan gelarnya setelah gagal menimbang dengan berat badan yang tepat—terlalu berat 0,5 pound sebelum pertarungan melawan Justin Gaethje. Meskipun Oliveira berhasil mengalahkan Gaethje dalam pertarungan tersebut lewat rear-naked choke di ronde pertama, ia tetap kehilangan gelar tersebut.
Pertarungan melawan Islam Makhachev, yang merupakan murid dari Khabib Nurmagomedov, berakhir dengan kekalahan bagi Oliveira melalui arm triangle choke di ronde kedua. Meski demikian, Oliveira tidak mundur dan kembali ke jalur kemenangan dengan mengalahkan Beneil Dariush sebelum mengalami kekalahan tipis dalam pertarungan melawan Arman Tsarukyan di UFC 300 awal tahun ini.
Kini, Oliveira kembali menghadapi tantangan besar untuk mengukuhkan warisannya. Di UFC 317, ia akan berhadapan dengan Ilia Topuria, yang naik kelas dari divisi bulu ke kelas ringan. Meskipun Oliveira mengakui kualitas Topuria, ia tetap fokus pada persiapannya sendiri.
Oliveira mengatakan:
“Saya lebih memfokuskan diri pada apa yang bisa saya bawa ke Octagon. Tim saya akan melakukan analisis untuk memetakan gaya permainan Topuria, tetapi perhatian utama saya adalah bagaimana saya bisa tampil terbaik di pertarungan ini. Topuria adalah lawan yang tangguh, tetapi saya tahu kemampuan saya dan saya berjanji akan meraih sabuk juara ini.”
Misi untuk Mewujudkan Impian
Bagi Oliveira, UFC 317 bukan hanya sekadar pertarungan—ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu petarung terbaik di UFC. Dengan segala pencapaian yang sudah diraihnya, ia siap kembali meraih puncak dan mengukir sejarah lebih jauh lagi.