
Di acara UFC 318 yang berlangsung di Smoothie King Center, New Orleans, Louisiana, petarung asal Hawaii, Max Holloway, berhasil mempertahankan gelar sabuk BMF (Baddest Mother F***er) dengan kemenangan angka mutlak atas Dustin Poirier. Pertandingan ini menjadi momen bersejarah karena sekaligus menjadi laga terakhir dari perjalanan panjang Poirier di dunia MMA.
Pertarungan Sengit dan Penampilan Terbaik Holloway
Sejak awal, Holloway tampil agresif dan langsung memberi tekanan besar kepada Poirier. Petarung asal Hawaii ini menunjukkan dominasi dengan sejumlah serangan keras serta mencatatkan knockdown di ronde pertama dan kedua, memaksa Poirier untuk bermain lebih hati-hati. Meskipun sebelumnya Poirier pernah mengalahkan Holloway sebanyak dua kali, kali ini ia harus berjuang keras untuk bangkit.
Memasuki pertengahan pertarungan, Poirier mulai menemukan ritme dan berhasil membalas dengan knockdown di ronde ketiga, yang membuat penonton di arena berdiri memberi apresiasi. Kedua petarung saling jual beli pukulan di babak-babak berikutnya, dengan Holloway tetap unggul dari segi volume serangan.
Di ronde terakhir, meskipun wajah Holloway sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan luka akibat pertarungan keras, ia tetap mempertahankan tekanan dan akhirnya memastikan kemenangan melalui penilaian juri dengan skor 48-47, 49-46, dan 49-46.
Penutup Karier Dustin Poirier di UFC
Hasil ini menandai akhir dari perjalanan panjang Dustin Poirier di UFC, yang telah bergabung sejak 2010, hasil merger UFC dengan World Extreme Cagefighting. Sepanjang kariernya, Poirier dikenal sebagai petarung dengan semangat juang tinggi dan keteguhan hati, telah menghadapi sejumlah legenda seperti Khabib Nurmagomedov, Conor McGregor, dan Islam Makhachev.
Setelah pertandingan, Poirier menyampaikan perasaannya secara emosional. Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada para penggemar dan UFC atas dukungan selama ini. “Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Saya merasa dihargai dan dilihat oleh banyak orang. Pekan ini benar-benar mengubah pandangan saya tentang perjalanan karier saya,” ujar Poirier.
Ia menambahkan, “Saya merasa dicintai oleh fans, Louisiana, dan UFC. Saya tidak pernah membayangkan bahwa perjuangan saya bisa menyentuh begitu banyak orang. Mimpi saya menjadi kenyataan, dan saya bangga dengan apa yang telah saya capai.”
Refleksi dan Warisan
Kemenangan Holloway menegaskan posisinya sebagai salah satu petarung terbaik di kelas ringan, sementara bagi Poirier, ini adalah akhir dari sebuah era yang penuh semangat dan keteguhan. Meski kalah, semangat juang dan dedikasi Poirier akan tetap dikenang sebagai inspirasi bagi banyak penggemar MMA di seluruh dunia.
Pertarungan ini tidak hanya menandai akhir dari perjalanan seorang petarung, tetapi juga menjadi pengingat bahwa perjuangan dan semangat pantang menyerah adalah kunci utama dalam dunia olahraga bela diri.